Jika anda mengaku pencinta lingkungan, jika anda mengaku peduli pada global warming, dan jika anda menaruh perhatian besar pada bumi, maka anda sudah harus menonton Home. Jika anda fotografer, jika anda suka membuat film, maka ada juga harus sudah menonton Home?
Home. Sebuah film dokumenter luar biasa tentang bumi. Film dokumenter yang ber-genre sama seperti An Inconveniant Truth dan Earth. Saya ketinggalan film Earth, jadi tidak tahu seperti apa dan bagaimana film itu. Namun saya pernah menyaksikan An Inconveniant Truth, jadi bisa membandingkannya dengan Home.
Home merupakan film yang menceritakan tentang bumi, mulai dari bagaimana terbentuknya bumi hingga kondisi bumi saat ini dan apa yang akan terjadi pada bumi nanti. Fokus Home adalah menggambarkan sejelas mungkin kondisi bumi saat ini yang diawali sebab musababnya ribuan tahun sebelumnya. Jika An Inconveniant Truth banyak mengulas Global Warming melalui presentasi Al-Gore, maka Home mengupas tentang Bumi dan permasahan lingkungannya yang menglobal. Jika kita melihat Al-Gore memberi seminar dalam filmnya, maka kita melihat landscape bumi saat ini dari udara dalam Home. Tujuannya sama, bagaimana kita harus bertindak dan bersikap saat ini dan pada masa yang akan datang.
Satu hal yang paling menarik dan membedakannya dengan film dokumenter lainnya adalah gambar-gambar yang ditampilkan. Home murni berbicara tentang bumi. Bumi dijadikan tokoh utama dengan sudut pandang orang ketiga tunggal. Tidak ada tokoh lain selain Bumi dalam film ini. Lebih dari 50 negara menjadi tempat pengambilan gambar dalam film ini. Yann Arthus-Bertrand, sang sutradara mengajak kita berkeliling dunia melihat bumi. Secara emosional, Bertrand membawa kita pada Bumi yang kita hancurkan dan Bumi yang masih dapat kita perhatikan. Sebagian besar bahkan hampir semua tempat belum pernah kita lihat sebelumnya.
“Kehidupan, suatu keajaiban di alam semesta, muncul sekitar 4 milyar tahun yang lalu. Dan kita, manusia, hanya 200.000 tahun yang lalu. Tetapi kita telah mengganggu keseimbangan yang sangat penting untuk kehidupan.” Inilah kalimat pembuka dalam Home. Dimuali dari bagaimana bumi terbentuk, bagaimana manusia mulai menempatinya, mulai bercocok tanam, dan tumbuh sangat cepat di mana bumi tak sanggup mengimbanginya.
Saat ini kita memiliki kebiasaan yang belum berubah sejak beberapa puluh tahun yang lalu, sementara bumi kita telah banyak berubah. Home mengatakan “… dalam 50 tahun terakhir, dalam satu kali kehidupan, Bumi telah berubah sangat drastis yang belum pernah dirasakan generasi sebelumnya sepanjang sejarah manusia.” Home memaksa kita berpikir sebelum melakukan sesuatu dan memaksa kita untuk mengambil tindakan atas perbuatan kita sebelumnya.
Satu quote yang saya suka dari Home adalah “Sudah terlambat untuk menjadi seorang pesimis.” Tidak hanya membeberkan apa yang telah terjadi pada Bumi, Home juga menampilkan apa yang telah dilakukan oleh sebagian penduduk Bumi dalam menyelamatkan Bumi. Bumi memang hampir hancur, tapi masih ada harapan untuk memperbaikinya, terlambat untuk pesimis.
Sangat bersalah jika saya tidak memberikan nilai 10 pada film ini. Itu berarti setiap orang seharusnya menonton film ini. Tidak perlu pergi ke bioskop. Unduh saja di Youtube. Sang sutradara memberikan gratis kepada seluruh isi Bumi. “Kesuksesan film ini tidak dihitung dari jumlah dolar atau euro yang didapat, tetapi dari jumlah orang yang telah menyaksikannya,” begitulah ujar Bertrand.
Saatnya untuk bersatu kawan…….tidak usah memikirkan apa yang telah hilang, tapi apa yang masih terisasa………yang akan terjadi pada selanjutnya bergantung pada apa yang kita lakukan terhadap RUMAH kita, BUMI. “Jadilah konsumen yang bertanggung jawab.”
sekilas lewat yutub emang keren, tapi sayang belom sempet dapet full version-nya dah keburu cabut ke negeri orang.
versi CD and DVD juga sudah keluar. gambarnya lebih berasa tentunya